Pages

Tuesday, October 22, 2013

Malaysia - 2011

Juli 2011 kemarin (19-20 Juli 2011), kita berdua ngebela-belain pergi ke Kuala Lumpur buat nonton Liverpool FC dalam rangka Asia Tour-nya. Meski hanya semalem di Malaysia (kayak lagu aje nih :D), kita cukup menikmati, karena banyak bertemu teman-teman dan menambah pengalaman karena baru pertama kalinya kami menginjakkan kaki di Negeri Jiran itu.


Dengan persiapan serba mendadak, (sedikit memaksa juga) kami mengambil penerbangan sabtu pagi, yang secara tidak sengaja bertemu juga dengan beberapa teman dan artis (halahhh....). Sampai di bandara, kami langsung menuju tempat penginapan kami. Sedikit terburu-buru karena sempat kebingungan mencari moda transportasi yang melewati tempat penginapan.

Khusus penerbangan AirAsia, bandara yang digunakan adalah terminal LCCT (Low-Cost Carrier Terminal), yang letaknya (sebenarnya) berdampingan dengan Kuala Lumpur International Airport. Nah, transportasi paling banyak dari LCCT ke KL adalah menggunakan bus. Namun karena kami memilih hotel di daerah Bukit Jalil, kami harus menggunakan kereta cepat. Bus ke KL tidak akan mau menurunkan kami di tengah perjalanan, karena memang sudah rutenya turun di KL Sentral. (Beda banget sama di Indonesia ya? :D)



Informasi mengenai LCCT bisa diliat di http://lcct.klia.com.my atau http://www.lcct.com.my/. Ada jalur dan moda transportasi, hingga hotel terdekat bandara. 

Kami menggunakan kereta KLIA Transit, naik dari KLIA dengan sebelumnya menggunakan bus dari LCCT menuju KLIA. Semacam shuttle bus bertarif sekitar RM 2,5. KLIA Transit ini berhenti di 3 stasiun, berbeda dengan KLIA Express yang langsung menuju KL Sentral. Dari segi harga juga berbeda, dimana KLIA Express jauh lebih mahal dari pada KLIA Transit. Informasi tentang jadwal dan tarif ada di http://www.kliaekspres.com.
Menuju Bukit Jalil ini, kami turun di stasiun (stesen klo org Malaysia bilang) Bandar Tasik Selatan dengan ongkos RM 10,80 per orang. Dari sana kami berganti menggunakan LRT menuju Bukit Jalil. Jadwal dan rute LRT, monorail dan segala jenis tumpangan massa di Malaysia, bisa ditengok di http://www.myrapid.com.my/. Plus ada tarif per perjalanan. 
Harus diakui, dengan adanya situs web seperti itu, banyak membantu buat pelancong yang baru pertama kali ke suatu negara. Indonesia harus memperbaiki agar tidak membingungkan wisatawan.

Tampilan dalam kereta KLIA Transit

Turun dari LRT, kami terpaksa menggunakan taksi menuju hotel, karena diburu waktu dan mikir praktisnya saja agar cepat sampai. Hotel yang kita pesan bernama Hotel 128 (http://www.hotel128.com.my/). Tarif lumayan standar untuk kelas bintang 2 di Malaysia, yaitu RM 100/ malam.

Bukit Jalil

Oh well, skip saja. Setelah berganti baju dan menaruh tas, kami langsung menuju stadion Bukit Jalil. Dan wow.... kami melihat lautan merah di mana-mana.... Setelah menukarkan tiket, kami berputar mencari makan, dan malah bertemu dengan beberapa dari Jakarta juga.







Stadion Bukit Jalil merupakan salah satu stadion utama di Malaysia, dengan kapasitas (klo tidak salah) kurang lebih 110.000 orang. Kemudahan akses transportasi dan tertibnya penonton, cukup membuat saya terkagum-kagum. Pengamanannya pun saya nilai sangat ketat. Bayangkan saja, untuk masuk stadion, kami harus melewati 3 kali satuan pengamanan. Yang pertama di gerbang, kita di cek tiket dan di periksa tas. Semua botol plastik harus ditinggal (alias dibuang), yang kedua, kami dicegat lagi oleh (semacam) polisi, masih menggeledah tas dan bawaan plus panitia untuk mengecek apakah kita sudah masuk kelas kursi yang benar. Dan terakhir, oleh panitia untuk mengecek pintu yang kita masukin sesuai dengan tiket atau tidak..... wew....
Saat pertandingan selesai (dengan skor 6-3 untuk LFC), kami sempat menunggu dulu sampai stadion agak sepi untuk foto-foto sedikit. Sekali lagi saya kagum, karena penonton keluar stadion dengan sangat tertib dan sangat cepat. Tidak perlu menunggu beberapa jam untuk dapat keluar dari stadion. Bahkan saya melihat, banyak orang yang sholat magrib di bawah tangga stadion, karena saat pertandingan selesai, bertepatan dengan adzan magrib. Suatu pemandangan yang saya jamin tidak akan terlihat di stadion GBK. :P

Pulang dari stadion, kami "mencoba" berjalan kaki menuju hotel. Ternyata cukup jauh, namun jalanan yang cukup ramai membuat kami tidak terlalu terasa lelah.... (padahal gempor kaki... ahahahaha).

Kuala Lumpur 

Keesokan harinya, kami menyempatkan diri mengunjungi Suria KLCC, tempat Twin Tower Petronas. Ga afdhol katanya, kalo belum kesini. Eh, sebelum KLCC, saat transit LRT, kami sempat mengunjungi Mesjid Jamek, mesjid paling bersejarah di KL. Dan berjalan berkeliling mencari Pasar Seni, walo akhirnya cuma lewat doang... hahahahaha...... :P

Suria KLCC





Alun-alun KL









Petaling Street


Mesjid Jamek

Mesjid Jamek merupakan salah satu mesjid bersejarah di Kuala Lumpur. Jika anda wisatawan manca negara hendak masuk ke dalam area mesjid, ada beberapa peraturan yang musti ditaati, jika tidak, anda pasti akan diomeli oleh pengurus mesjid. 
Aturan utamanya antara lain:
1. Untuk wanita, wajib menggunakan penutup kepala. Jika tidak membawa, dapat meminjam di meja depan, sekaligus dengan jubah panjangnya. Dan membayar RM 5, serta mendapatkan sebotol air mineral.
2. Kita dilarang masuk ke area ibadah, terlebih lagi numpang tidur. Sangat terlarang!!
3. Tidak diperkenankan pula menggunakan celana pendek dan kaos lengan pendek.
4. dan dilarang membuang sampah sembarang. hehehehe.... oh ya, dilarang merokok juga..

Berikut beberapa foto di area luar Mesjid yang berhasil kami ambil:






Dari KLCC kami menuju KL Sentral untuk naik bus ke LCCT. Tarifnya RM 9.00. Sebenarnya kami agak terlambat ke airport, dan sempat deg-degan karena baru sampai di LCCT jam 3.00 sedangkan pesawat boarding jam 3.30. Bukan boarding yang membuat tegang, namun imigrasi Malaysia ini terkenal panjang dan ngantri. 
Namun setelah membujuk dan nyaris nangis karena hampir tertinggal pesawat, petugas imigrasi memperboleh kami memotong antrian yang panjang (walau dengan wajah cemberut), dan kami langsung lari menuju pesawat. 
Note to myself, datang 2 jam sebelum waktu boarding (bukan keberangkatan pesawat). 

Kami tiba di Bandung, sekitar pukul 16.30 sore hari. Pengalaman yang menyenangkan sekaligus menegangkan dan melelahkan. Tapi kami berencana kembali suatu saat.

No comments: